Langsung ke konten utama

Lingkungan Sehat

BAB 3 LINGKUNGAN SEHAT
A. Materi
  1.Kesesuaiannya dengan kurikulum
Buku ini sudah sesuai dengan SKL yang ada dalam kurikulum 2006, yang memuat tentang sikap, pengetahuan, dan ketrampilan . Begitu juga sudah sesuai dengan KI yang merupakan terjemahan dari SKL, contoh sikap afektif / nilai karakter sbb :
NILAI KARAKTER

Bersahabat/komunikatif

Jujur

Kerja keras

Kreatif

Mandiri

Rasa ingin tahu

Setelah dilihat dari SKL dan KD ini, maka buku siswa bab 3 lingkungan sehat ini telah memuat standar yang telah ditetapkan di atas. Dalam penyusunannya, siswa terlebih dahulu dirangsang pengetahuannya sehingga memiliki rasa ingin tahu terhadap tema yang diajarkan. Contohnya yaitu di dalam buku ini diberikan Apersepsi pada awal bab, sehingga memunculkan rasa penasaran pada diri siswa.
Dapat disimpulkan bahwa buku siswa bab 3 Lingkungan sehat ini sudah sesuai dengan SKL, KI, KD, maupun bab karena didalamnya sudah memuat isi yang sesuai dengan kurikulum.
2.Relevansi materi tersebut dengan tujuan pembelajaran
 Jika dikaji antara tujuan pembelajaran yang tercantum pada buku guru dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam buku siswa, nampaknya keduanya sudah selaras. Di dalamnya pun memuat gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang diberikan. Jika kembali lagi mengkaji kesesuaian antara tujuan pembelajaran pada buku guru dengan kegiatan pembelajaran yang ada di dalam buku siswa, maka buku siswa sudah dapat dikatakan sesuai dengan tujuan tersebut.
Alokasi waktu yang digunakan di dalam mengontrol kegiatan di dalam buku siswa yang tercantum di dalam buku guru juga sudah cukup sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan penggunaan waktu secara efektif dan efisien.
3.Kesesuaiannya dengan perkembangan kognitif siswa
Usia siswa kelas III SD masih dikategorikan pada tahap operasional konkrit. Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Tahap operasi konkret tetap ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.  Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
4.Keseuaian dengan pendekatan saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2006 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Oleh sebab itu pembelajaran dapat disesuaikan dengan konteks lingkungan di mana sekolah berada.  Dalam hal ini contoh di dalam buku yaitu Ayo Menebak. Ayo Menebak adalah ajakan kepada siswa untuk berusaha memecahkan masalah yang disajikan.

  5.Kesesuaian dengan nilai-nilai sosial
     Di dalam pembelajaran buku siswa bab 3       lingkungan sehat ini siswa tidak diajarkan untuk   berdiskusi kelompok dalam menjawab   pertanyaan-pertanyaan yang disajikan di dalam   bukuu, tetapi hanya terdapat aktivitas siswa yang   dikerjakan secara individu.

B. Penyajian/Kemenarikan
  1.Pencantuman tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran di dalam buku siswa telah dicantumkan sehingga dalam hal ini siswa mampu memaknai apa yang akan dia pelajari di dalam buku siswa bab 3 lingkungan sehat. Perlunya tujuan pembelajaran disampaikan kepada siswa tidak lain adalah agar siswa mampu mengikuti dengan baik setiap langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan siswa juga dapat mengukur dirinya sendiri apakah telah mampu mencapai apa yang telah diamanatkan di dalam pembelajaran tersebut. Jadi, sangat penting mencantumkan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat berusaha mencapainya.
 2.Pentahapan pembelajaran
Di dalam tahap-tahap pembelajaran buku siswa bab 3 lingkungan sehat, kita dapat membaginya menjadi tiga yaitu pengenalan materi sebagai apersepsi, inti sebagai isi kegiatan pembelajaran, serta kesimpulan sebagai penutup dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam satu hari. Di dalam buku siswa, seluruh tahapan pembelajaran tersebut dilakukan dengan runtut dan sesuai.
 3.Kemenarikan bagi siswa
Bagi anak usia SD tentu topik-topik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka akan menarik, dan lebih menarik juga jika mereka mendengarkan informasi baru yang dapat menanmbah wawasan. Namun di dalam penyajian materi tersebut tentunya tetap harus menyesuaikan dengan karakteristik anak usia kelas III SD sehingga mungkin pada beberapa bagian masih ada yang kurang sesuai dan perlu diperbaiki seperti gambar yang harusnya berwarna agar dalam proses pembelajaran siswa lebih menarik memahami materi. Suatu materi akan dianggap menarik jika materi tersebut dikenali dan dekat dengan dunia anak.
 4.Ketersediaan soal dan latihan
Soal-soal evaluasi pada akhir pembelajaran buku siswa bab 3 lingkungan sehat sudah tersedia. Soal-soal itu diberikan sebagai bahan refleksi pembelajaran dalam satu bab tersebut. Perlu diketahui pula bahwa tiap akhir pembelajaran pun juga terdapat soal yang berfungsi mengevaluasi pembelajaran, juga untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Latihan-latihan soal sudah banyak diberikan kepada siswa pada setiap pembelajaran. Latihan-latihan tersebut selain untuk mengukur kemampuan siswa juga sebagai bahan untuk mengukur sikap serta penanaman nilai afektif  misalnya latihan penilaian karakter.

C. Bahasa/Keterbacaan 
 1.Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia (sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa). Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia. Dari pengertian tersebut, selanjutnya dapat kita analisis bahwa di dalam buku siswa bab 3 lingkungan sehat sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta tidak ada kesalahan penulisan di dalam paragraf.
 2.Penggunaan paragraf yang padu dan efektif
Penggunaan paragraf sudah cukup padu dan efektif. Susunan kalimat dapat menyampaikan maksud dan informasi dengan jelas, Kalimat-kalimat dalam paragraph mendukung gagasan utama, dan Hubungan antar kalimat dalam paragraph menunjukkan koherensi yang jelas. Dengan demikian,semua kalimat-kalimat antar paragraf memiliki konteks pembicaraan /penulisan yang sesuai.
 3.Relevansi materi dengan ilustrasinya
Ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan materi yang akan disampaikan sudah sangat relevan. Ilustrasinya diberikan dalam bentuk nyata, atau berupa gambar nyata sehingga ilustrasi mendekati kontekstual. Dengan demikian, melihat gambar yang nyata siswa juga akan dapat belajar secara kontekstual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum perubahan sifat dan wujud benda

PRAKTIKUM IPA SD/MI Judul Percobaan :  Perubahan Wujud Benda Tujuan Percobaan : Menunjukkan perubahan wujud benda membeku dan mencair, menguap dan mengembun, serta menyublim. Landasan Teori :  Perubahan Wujud Benda Membeku dan Mencair Membeku adalah perubahan wujud dari bentuk cair menjadi bentuk padat. Mencair adalah perubahan wujud dari bentuk padat menjadi bentuk cair. Menguap dan Mengembun Menguap: perubahan wujud dari bentuk cair ke bentuk gas. Mengembun: perubahan wujud dari bentuk gas ke bentuk cair. Menyublim Menyublim: perubahan wujud dari bentuk padat menjadi bentuk gas. Alat dan bahan : Percobaan 1 : Membeku dan Mencair Alat : Korek api Bahan : Lilin Percobaan 2 : Menguap dan Mengembun Alat : Gelas, tutup gelas, termos air Bahan : Air panas Percobaan 3 : Menyublim Alat : Kain warna hitam, Kipas Angin Bahan : Kapur Barus Prosedur Kerja : Percobaan 1 : Membeku dan Mencair Siapkan sebuah lilin dan korek api. Nyalakan li

Meniup Balon Menggunakan Campuran Asam Cuka dengan Baking Soda/Soda Kue

                  PETUNJUK PRAKTIKUM                            IPA SD/MI  Meniup Balon Menggunakan Campuran Asam Cuka dengan Baking Soda/Soda Kue Disusun Oleh : DIAN RIZKA ISNAINI NINGSIH SYIFA' ILYA DAROJAH ZIA AMALIA ULFA HIKMAH NUR LAILI IZZA KHOIRUN NISA’ SAYYIDAH WULANDARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG - BANYUWANGI 2018/2019 PRAKTIKUM IPA Meniup Balon dengan Reaksi Asam Cuka dengan Baking Soda/ Soda Kue Judul Percobaan :  Meniup Balon dengan Reaksi Asam Cuka dengan Baking Soda Tujuan Percobaan : Mengetahui bahwa reaksi asam cuka dengan soda kue akan menghasilkan gas yang dapat meniup balon. Landasan Teori : Reaksi Kimia Suatu Zat Pada reaksi kimia satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat baru. Sesuai dengan percobaan ini asam cuka (CH3COOH) dengan baking soda (NaHCO3) menghasilkan CO2, berarti telah terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan terbentuknya gas dengan

PRAKTIKUM IPA SD/MI TERAPUNG, MELAYANG, TENGGELAM

PRAKTIKUM IPA SD/MI TERAPUNG, MELAYANG, TENGGELAM Judul Percobaan :  Terapung, Melayang dan Tenggelam. Tujuan Percobaan : Mengetahui kemungkinan peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair. Landasan Teori : Ada tiga kemungkinan peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair.  Seperti ditunjukkan pada gambar berikut! Benda Terapung Benda dikatakan terapung jika sebagian benda masih muncul diatas permukaan zat cair. Benda terapung jika : Massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair. Besar gaya apung sama dengan berat benda. Benda Melayang Benda dikatakan melayang jika benda berada dalam zat cair, tetapi tidak berada di dasar zat cair. Benda melayang jika : Massa jenis benda sama atau hampir sama dengan massa jenis zat cair. Besar gaya apung sama atau hampir sama dengan berat benda. Benda Tenggelam Benda dikatakan tenggelam jika berada di dasar zat cair. Benda tenggelam  jika : Massa jenis benda leb